11 Cara Menjadi Dropshipper Sukses. Mulai dari NOL Sampai Punya Brand Sendiri!

Cara menjadi dropshipper sukses itu gimana caranya sih bro?

Tunggu sebentar.

Sebelum mulai pada pembahasan, ada baiknya saya sharing pengalaman saya sendiri terlebih dulu.

Balik ke beberapa tahun yang lalu ketika saya mulai menjadi dropshipper online…

Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah, tepatnya kelas 2 SMA.

Singkat cerita munculah keinginan dalam diri saya untuk mulai berbisnis.

Karena masih sekolah, maka saya mau berbisnis yang gak makan waktu terlalu banyak + modal gak terlalu besar. (baca: gak pakai modal )

Lalu, saya putuskan untuk mulai bisnis dengan cara menjadi reseller online atau yang lebih dikenal dengan dropshipper.

Modal saya sebesar Rp 500,000 untuk buka rekening bank sendiri.

Sisanya Rp 0 ,- alias tanpa keluar biaya lagi, saya sudah bisa menghasilkan profit sendiri untuk nambahin uang jajan sehari-hari.

Bahkan untuk belanja kebutuhan gaming saya waktu itu.

Nah, kalau Anda saat ini berada di posisi saya waktu itu, entah siswa SMA, mahasiswa atau yang sudah bekerja, tapi mau menghasilkan uang tambahan tanpa modal yang begitu besar…

…maka menjadi dropshipper online lah jawabannya.

Pada artikel ini saya akan membimbing Anda biar bisa jadi pebisnis sukses, yang berawal dari dropshipper atau reseller online hingga punya brand terkemuka sendiri.

 

Mulai dari pemahaman singkat tentang reseller

Menurut Dictionary Cambridge, reseller merupakan individu atau perusahaan yang membeli produk dari pabrik/manufaktur untuk dijual kembali ke konsumen.

Maka sebetulnya reseller itu adalah ketika Anda mengeluarkan sejumlah modal terlebih dulu, baru bisa berjualan.

Sedangkan untuk yang menjual (hampir) tanpa modal itu adalah dropshipper.

“Apakah saya bisa membuat brand sendiri dengan menjual produk orang lain?”

Sangat bisa bro.

Apakah Carrefour, Lazada, Matahari Mall dan sebagainya itu menjual produk yang mereka produksi sendiri?

Mungkin ada beberapa produk yang mereka produksi, namun mayoritas mereka menjual produk dari perusahaan lain, alias menjadi reseller.

Itu artinya Anda gak perlu ribet-ribet memproduksi barang sendiri untuk bisa berbisnis dan punya brand.

Dan enaknya lagi, Anda bisa memulainya sekarang juga!

Maksud saya setelah Anda membaca artikel ini secara keseluruhan tentunya. 

 

Tahap awal

1. Produk apa yang mau Anda jual?

Langkah paling pertama ini biasanya yang paling bikin bingung.

Tentunya Anda mau menjual produk yang sifatnya sustainable dan berpeluang besar bukan?

Maka dari itu, ada beberapa syarat yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan:

# Jangan terlalu banyak jual berbagai macam produk

Untuk brand skala-kecil menengah, wajib untuk fokus dalam 1 sektor bisnis.

Gunanya biar brand awareness bisnis Anda di mata pelanggan itu lebih maksimal.

Selain itu, dari faktor kompetitor juga berpengaruh.

Semakin banyak aneka produk yang Anda jual, maka akan menjaring lebih banyak kompetitor juga.

Yang artinya akan sulit untuk brand Anda nanti bisa memenangkan persaingan pasar.

Terakhir, dari segi sumber daya bisnis Anda sendiri.

Kecuali Anda adalah pemain berskala besar seperti Carrefour dan para kompetitornya.

 

# Spesifik

Di tahap ini kita mau lebih mempersempit jangkauannya.

Alasannya masih sama seperti poin sebelumnya, biar lebih fokus, baik dalam pemasaran, sumber daya, penjualan, kompetitor, dan faktor lainnya.

Jangan menjual ‘kaos’, tapi jualah ‘kaos polos berbagai macam warna dengan bahan Gildan 30s’.

 

# Sustainable

Agar brand Anda nantinya bisa bertahan lama, maka produk yang dijual juga harus ‘tahan banting’.

Hindari menjual produk yang sifatnya sementara, sesuai trend, dan seasonal.

Contohnya batu akik, gelang keseimbangan, ornamen Natal, dan sebagainya.

 

# Tingkat permintaannya tinggi

Carilah produk yang benar-benar akan digunakan oleh pelanggan.

Pertimbangkanlah faktor tingkat permintaan dan customers’ needs and wants.


via justsomething.co

Siapa coba yang mau beli produk begituan?

Boro-boro beli, mungkin dikasih gratis pun belum tentu ada yang mau pakai.

 

# Gak mudah rusak

Reseller online atau dropshipper berarti Anda memasarkan via online, di mana biasanya target marketnya cenderung berada di beberapa daerah, berskala nasional, bahkan mancanegara.

Maka dari itu, hindari produk yang rentan rusak selama pengiriman. Kecuali bisa dikemas sedemikian mungkin, sehingga aman dari kerusakan.

 

# Legal

Beberapa waktu yang lalu (saat artikel ini dibuat), Indonesia dihebohkan dengan produk yang kontroversial dan dinilai memiliki unsur pornografi.

Hati-hati untuk menjual suatu produk, khususnya di Indonesia yang punya regulasinya sendiri.

Pastikan produk tersebut sudah terdaftar secara resmi, sehingga tidak terjadi masalah perijinan di saat brand Anda udah berskala besar.

Setidaknya produk yang Anda jual tidak memicu konflik atau menentang aturan.

 

# Hindari produk yang punya banyak kompetitor ‘raksaksa’

Hindari bersaing dengan banyak kompetitor yang menjual produk dalam volume tinggi.

Kita gak mau menjual perlengkapan Mac yang sudah ada lebih dari 10 kompetitor raksaksa.

Di mana setiap bulannya masing-masing mereka bisa jual ratusan bahkan ribuan unit.

Tapi jangan berkecil hati dulu bro, karena ada solusi dari permasalahan ini, yakni dengan memberikan value pada brand kita masing-masing.

Akan saya jelaskan pada poin dibawah.

 

# Pilih produk yang simpel (mudah dikirim dan berukuran kecil)

Kalau saya pribadi sebagai reseller online atau dropshipper online…

Saya menghindari berjualan produk seperti paku bumi, lemari es, nitrogen cair, baja ringan, ban traktor, yang mana produk-produk ini jauh lebih rumit dan mahal untuk pengiriman jarak jauh.

Berikut adalah sektor bisnis yang memiliki peran tertinggi di Indonesia.

Yang saya kotakin merah itu adalah sektor bisnis yang boleh Anda coba sebagai dropshipper online.

 

 

2. Siapa yang mau beli produk Anda?

Setelah Anda memilih produk yang mau dijual, sekarang saatnya untuk menentukan siapakah target market yang mau Anda sasar.

Tentukan target market secara spesifik, atau yang biasa disebut dengan buyer persona.

Mulai dari usia, jenis kelamin, hobi, serta faktor lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai pendekatan dan promosi.

Jangan sepelekan langkah ini, karena dengan mengetahui target market, maka Anda bisa memasarkan produk lebih fokus lagi sesuai dengan identitas mereka.

Buat Anda yang kesulitan dalam menentukan buyer persona, saya sudah menyiapkan 1 artikel khusus bagaimana cara menentukan target market



 

3. Analisis kompetitor

Masih inget kan bro di poin pertama saya bilang kompetitor ‘raksaksa’?

Jangan senang dulu kalau ternyata kompetitor Anda itu gak ada atau sedikit jumlahnya yang ‘raksaksa’.

Meskipun kompetitor dari produk dan target market Anda itu masih berskala kecil-menengah, bukan berarti mereka boleh dihiraukan gitu aja.

Pelajari cara mereka melakukan pemasaran, apa yang salah dari mereka, dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa yang membedakan mereka dari kompetitor lainnya? Kenapa pelanggan lebih pilih kompetitor A dibanding kompetitor B? Media pemasaran apa yang mereka gunakan?

Tugas Anda sekarang:

Catatlah 5 kompetitor terbesar Anda saat ini, tulis apa keunggulan dan kelemahan mereka. Lalu bandingkan dengan brand yang akan Anda bangun nanti.

Bagaimana Anda mengatasi keunggulan mereka agar bisa memenangkan persaingan, dan gunakan kelemahan mereka sebagai bahan pembelajaran bisnis Anda.

 

4. Cari supplier

Setelah Anda benar-benar yakin dengan pilihan produk, target market dan kondisi pasar yang berpeluang, maka langkah selanjutnya adalah mencari sumber pemasok alias supplier.

Langkah ini cukup menyenangkan buat saya.

Karena di sini saya seperti berlomba mencari supplier dengan harga termurah, serta kualitas yang tepat, di media online manapun, dengan ribuan reseller lainnya.

Mantap bro semakin seru! 

Syarat supplier yang baik:

# Fast response. Khususnya buat para reseller atau dropshipper online. Respon yang cepat itu salah satu faktor penting agar memiliki brand yang baik. Masalah ramah atau engga-nya itu belakangan.

# Harga yang ditawarkan murah. Artinya benar-benar murah dibanding pemasok lainnya. Apalagi kalau ada sistem yang menguntungkan reseller dan dropshipper online, seperti Ocean Seven T-shirt Factory.

# Komisi jelas. Cari supplier yang gak cuma memberikan harga murah, tapi juga memberikan harga khusus untuk reseller.

Sebagai contoh supplier A menjual tas pria dengan harga satuan (konsumen) dan reseller dipukul rata @ Rp 100,000,-

Kalau Anda dapat modal segitu, otomatis Anda harus menaikan harga setidaknya Rp 120,000,-

Lalu kenapa pelanggan harus beli tas di toko Anda dengan harga yang lebih mahal, sedangkan ada harga yang lebih murah, yakni supplier Anda sendiri?

# Terpercaya. Gak perlu dijelaskan.

# Lokasi kirim dekat dengan pasar. Saya sendiri prefer punya supplier yang mengirim produk dari daerah Jabodetabek.

Tapi kalau ternyata supplier Anda cuma ada di luar daerah tersebut, bukan jadi masalah. Yang terpenting adalah mempertimbangkan ongkos dan estimasi pengirimannya.

# Produknya punya kualitas tinggi. Hal ini patut dipertimbangkan untuk menjaga brand image bisnis Anda ke depannya. Jangan pernah memelihara, bahkan mengoleksi kekecewaan pelanggan.

# Stok barang. Cari pemasok yang punya stok barang berlimpah atau selalu ready stock, sehingga gak ada alasan pelanggan gak jadi beli karena kehabisan stok.

Selain itu perhatikan juga bagaimana sistem cek stoknya. Lewat online itu lebih baik karena real-time Anda bisa cek kapanpun dan di manapun.

Tapi kalau memang masih manual, pastikan pemasok tersebut punya response super cepat untuk konfirmasi ketersediaan stok.

# Gak asal seruduk. Supplier yang baik itu gak merebut pelanggan Anda sebagai dropshipper dengan cara apapun. Misalnya menyelipkan kartu nama atau saat pengiriman, menghubungi pelanggan kita secara diam-diam, dan sebagainya.

 

 

Langkah pertama adalah mencari supplier di media yang tepat.

Carilah 1 – 5 calon supplier yang paling memenuhi persyaratan di atas dan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kenapa harus sampai 5 supplier? Karena kita mau cari supplier yang benar-benar cocok dari segala aspek.

Boleh lebih, karena biasanya pun 5 calon supplier itu gak tepat semua.

# KASKUS

Media ini adalah salah satu tempat favorit saya dalam mencari supplier secara online.

Dulu, sebelum ada sistem approval untuk penawaran kerjasama, saya harus teliti dalam memilih supplier yang terpercaya.

Tapi semenjak ada sistem ini, Anda tinggal cari supplier yang cocok sesuai dengan kebutuhan Anda.

Ingat, sistem approval ini cuma berlaku pada sub forum kerjasama, di luar itu Anda harus teliti dalam memilih supplier yang terpercaya.

 

# Tokopedia 

Untuk mempersingkat waktu dalam mencari supplier yang terjamin kualitasnya, maka aktifkan fitur Gold Merchant pada kolom pencarian. (opsional)

Biasanya yang punya fitur ini adalah pedagang-pedagang yang memang serius untuk berjualan.

 

# Bukalapak

Sama seperti sebelumnya, Anda bisa mempercepat proses pencarian dengan mengaktifkan fitur Top Seller atau Premium Seller. (opsional)

Jangan lupa check ‘Baru’ pada kolom kondisi.

 

# Media lainnya.

Anda bisa cari supplier dari mana pun (Google, Instagram, Facebook, atau mungkin sebelah rumah Anda). Pastikan syarat supplier yang baik itu terpenuhi ya.

 

Langkah kedua adalah membeli produk sebagai contoh.

Pastikan sampai ditahap ini, Anda sudah menemukan 2 – 3 calon supplier terakhir.

Maka saatnya untuk menghubungi mereka untuk pengajuan kerjasama sebagai reseller.

Ukur seberapa cepat supplier tersebut untuk membalas pesan Anda.

Eliminasi supplier dengan respon yang lambat.

Maka sampai sini kemungkinan jumlah calon supplier And berkurang.

Setelah itu, belilah setidaknya 1 produk dari masing-masing supplier.

Lakukan penilaian lagi bagaimana supplier ini menangani orderan sampai produk sampai ke rumah Anda.

Uji kualitas produk yang udah sampai, bahkan mulai dari cara pengemasan produk tersebut agar aman saat pengiriman.

 

Langkah terakhir adalah menentukan 1 supplier resmi.

Gak masalah kalau ternyata ada lebih dari 1 supplier yang memenuhi syarat.

Tapi tentukan 1 supplier yang punya nilai lebih, yakni profesional dan kompeten.

Jalin hubungan baik dengan para pemasok tersebut.

Karena dari pengalaman saya, ketika kita sebagai reseller mampu menjalin hubungan baik dengan para pemasok, maka rasa percaya pun muncul.

Salah satu hasil dari membangun kepercayaan dengan pemasok yaitu saya bisa booking produk terlebih dulu sebelum transfer biar gak kehabisan.

 

Contoh supplier online yang saya sarankan itu seperti Ocean Seven Store dan Supplier.id

Untuk Ocean Seven, saya sendiri pernah menjadi dropshippernya,

Sedangkan Supplier.id itu menyediakan kemudahan luar biasa buat Anda para reseller dalam mencari uang lewat online. Dan yang terpenting, trusted.

5. Menentukan harga jual

Perlu diketahui, bahwa ada beberapa supplier yang mewajibkan para resellernya untuk menjual produk dengan harga yang sudah ditentukan.

Tujuan utamanya biar gak menjatuhkan harga pasar.

Tapi itu gak semua kok cuma beberapa, sedangkan untuk yang memberikan kebebasan, saatnya Anda menentukan strategi harga jual yang paling tepat.

Saya gak akan bahas pricing strategy secara lengkap di artikel ini.

Mulai dari jenis-jenis pricing sampai menentukan metode yang paling cocok untuk setiap bisnis.

Terlalu banyak materinya.

Secara singkat buat Anda para dropshipper online, jangan terlalu berharap punya profit yang tinggi dari setiap produk yang dijual, karena pada dasarnya Anda gak bisa mengubah produk.

Biasa profit sebesar 10-20% sudah lebih dari cukup untuk setiap produk yang Anda jual.

Lebih dari cukup karena Anda gak ngeluarin modal untuk beli produk terlebih dulu, cuma modal pemasaran aja.

Analisis juga harga jual di pasaran.

Jangan berkecil hati kalau ada kompetitor lain yang bisa menjual produk lebih murah.

 

Ilustrasi

Saya ambil contoh yang dilampirkan dalam buku Marketing Principles (v 1.0), Chapter 3.

Dalam tahap menentukan produk yang ingin dibeli oleh pelanggan, harga murah bukan jadi satu-satunya jaminan produk tersebut ‘pasti laku’.

Tapi faktor lainnya juga dipertimbangkan seperti kualitas pelayanan.

Pada buku tersebut, diilustrasikan bahwa Anda ingin membeli sebuah tas.

Anda nemu 1 pedagang dengan harga tas yang murah.

Tapi ternyata pedagangnya jutek, responnya lama, atau bahkan gak menghormati Anda sebagai pembeli.

Apakah Anda masih mau membeli tas murah tersebut?

Bisa iya bisa engga, tergantung seberapa kuat mental diri Anda sendiri. 

Garis besarnya, harga murah bukan jadi jaminan.


via Brilio.net

 

6. Analisis dan evaluasi ulang

Ini adalah bagian akhir dari tahap awal sebelum Anda mendeklarasikan bendera bisnis (baca: brand) Anda sendiri sebagai dropshipper yang sukses.

Lakukan analisis mulai dari tahap pertama menentukan produk hingga harga jual.

Apakah sampai di tahap ini Anda sudah bisa memenuhi permintaan pasar, customers’ needs and wants?

Apakah produk yang mau dijual itu berpeluang dalam pemasaran online?

Siapakah pelanggan yang bakal Anda layani? Sosok seperti apakah mereka? Apa yang mereka suka? Bagaimana karakteristiknya?

Apakah supplier yang sudah ditentukan itu mampu bekerja sama dengan baik dan berkelanjutan? Sudah memenuhi persyaratan supplier yang baik?

Saya menyarankan untuk merangkum tahap awal ini sebagai pondasi pertama Anda. Ulangi dari tahap awal kalau masih ada keraguan.

 

Sampai tahap ini, sebenarnya Anda udah siap untuk berjualan, tapi …

Yap, secara Anda udah punya segala persiapan untuk bisa berjualan.

Tapi sangat disayangkan buat Anda yang punya tujuan jangka panjang, kalau tidak melanjutkan tahapan selanjutnya.

Di tahapan selanjutnya, Anda akan mampu untuk membangun ‘kerajaan’ bisnis sendiri.

Tentunya untuk memperbesar skala bisnis dan sejuta keuntungan lainnya.

Sebut aja seperti tingkat kepercayaan pelanggan meningkat dan menyebar, bendera bisnis Anda terus diingat dan mudah dikenali, promosi secara efektif dan efisien, atau memberikan nilai lebih kepada pelanggan dari sekedar menjadi reseller biasa.

Dan menurut saya pribadi, langkah selanjutnya adalah langkah yang paling seru diantara langkah lainnya agar menjadi reseller online yang sukses.

Mau?

 

Mari kita membangun brand.

7. Tentukan identitas brand

Brand itu lebih dari sekedar logo, desain atau nama.

Sederhananya, brand adalah pengalaman pelanggan ketika mereka membeli atau melakukan bisnis dengan suatu perusahaan.

Sedangkan untuk identitas brand ini mempresentasikan “Seperti apa sih brand Anda itu?”.

Apa anggapan masyarakat terhadap brand Apple?

Tentunya ‘mewah’ bukan?

Ketika (sebagian besar) masyarakat menggunakan brand Apple pasti membawa kebanggaan tersendiri.

Begitu juga dengan brand GoPro? Apa anggapan Anda sendiri terhadap brand ini?

Kamera untuk olahraga ekstrim? Petualangan? Menjelajah? Under-water?

Apapun anggapan Anda, saya, dan masyarakat lainnya terhadap GoPro itu dibentuk karena pengaruh branding yang kuat.

Lalu, gimana caranya biar saya bisa punya identitas brand yang kuat?

Lakukan analisis dan penyesuaian dari apa yang sudah Anda kerjakan sebelumnya.

Mulai dari siapa target market Anda, produk apa yang Anda jual, dan bagaimana brand Anda ini mau dianggap oleh para pelanggan.

Sekali lagi mohon maaf, saya gak akan membahas branding secara lengkap di sini karena materinya terlalu banyak.

Tapi untuk memperjelas identitas brand, Anda harus bisa memberikan gaya, emosi, nilai tersendiri kepada pelanggan.

Setelah itu tonjolkan identitas dengan visual (ada di poin selanjutnya).

Contohnya saya menonjolkan identitas Digitalinbro lewat kata-kata yang terlalu santai ini.

 

8. Menentukan nama brand

Agar Anda mempunyai brand yang lebih kuat lagi, maka harus didukung dengan nama brand yang tepat.

Nama brand ini akan terus melekat selama kita menjadi reseller online. Kecuali Anda membuat brand baru lainnya.

Maka dari itu pemilihan nama brand gak boleh dilakukan sembarangan.

Yah …  menurut saya sih milih nama brand itu susah-susah gampang. (susahnya 2 kali) 

Berikut beberapa tips singkat dalam memilih nama brand:

 

# Hindari nama brand yang ‘pasaran’

Khususnya saat ini, hindari nama brand seperti; Toko Maju Jaya, Sejahtera Lancar Shop, Sukses Makmur Berbakti Shop, dan sebagainya.

Saya paham kalau nama itu adalah doa.

Tapi kalau dari segi branding, nama yang banyak digunakan seperti ini akan menjadi sulit dikenali dan diingat oleh pelanggan.

# Belum dipakai oleh orang lain

Sebelum Anda mendeklarasikan nama brand Anda secara sah, pastikan bahwa nama brand tersebut belum pernah ada sebelumnya.

Khususnya untuk ketersediaan domain untuk website Anda nantinya.

Untuk cek domain, Anda bisa menggunakan check domain availability GoDaddy.com.

Sedangkan untuk sosial media, tinggal cari username yang paling pas untuk nama brand tersebut.

 

# Lebih baik hindari singkatan

Menggunakan singkatan dalam nama brand sama halnya akan menyulitkan pelanggan untuk mengingat.

Terkecuali Anda pemain besar dengan strategi pemasaran yang kuat seperti H&M, M&M, OLX.

Contohnya seperti: MJF Shop, FJM Fashion Shop, IYDPMW Store.

 

# Berani beda

Pernah denger Rawon Setan? Soto Gebrak? Atau BERAK?

Eitss, yang terakhir itu memang brand betulan loh bro.

Saya sendiri pun kaget waktu pertama kali tau.

Nam-nama brand yang unik, bahkan nyeleneh kaya gini bakal sangat mudah diingat oleh pelanggan.

 

9. Visualisasikan

Identitas dan personalitas brand Anda dapat dipahami oleh target audiens, hanya jika Anda mampu menyampaikannya dengan tepat (salah satunya dari segi visual).

Visual branding itu gak cuma sekedar logo dan website, tapi segala hal yang bersifat visual yang ada di dalam brand tersebut.

Mulai dari warna karakteristik brand, font website, gaya bahasa, atau pola.

Dan visual ini harus segaris dengan identitas brand yang sudah ditentukan, serta mampu membuat ‘pengaruh’ yang kuat kepada orang yang liat.

Sederhananya, apa kesan Anda kalau misalnya ada kantor hukum menggunakan font seperti ini?

Kaya becandaan? Gak profesional? Lucu?

Itulah kenapa visualisasi brand gak boleh dibuat sembarangan.

Buat Anda yang gak jago desain dan budget terbatas untuk hire designer, maka Anda bisa menggunakan aplikasi seperti Canva.com atau Ease.ly

 

10. Pilih media

Di tahap ini, Anda mulai mengenalkan dan mendistribusikan keberadaan brand kepada target audiens, tentu setelah pondasinya sudah siap ya.

Sedangkan, agar pendistribusian itu berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu ditempatkan pada media online yang tepat.

Khususnya untuk penyebaran di sosial media, Anda harus menyesuaikan apakah pelanggan kAnda itu menggunakan sosial media tersebut.

Jangan sampai Anda sudah susah payah membangun brand lewat Facebook, ternyata sebagian besar pelanggan Anda itu menggunakan Instagram.

Silahkan pelajari tentang Social Media Marketing (SMM) biar gak salah langkah.

 

Pilih media yang tepat terus pelajari ini:

 

11. Tonjolkan brand personality di setiap promosi

Terakhir, sesuai dengan tujuan awal artikel ini yakni menjadi reseller sukses yang memiliki brand terkenal, maka Anda perlu memamerkan keunikan brand Anda tersebut kepada para pelanggan.

Jadi … Gimana caranya biar para pelanggan ‘ngeh’ dengan keunikan brand Anda?

Salah satu caranya adalah dengan teknik copywriting dalam setiap promosi.

Silahkan pelajari teknik copywriting pada artikel ini.

Dari kesebelas cara menjadi reseller tersebut, saya berharap Anda langsung mempraktekkannya sekarang juga, karena saya yakin Anda adalah seorang Entrepreneur sejati, bukan ‘Wantrepreneur’.

Jangan sungkan untuk berbagi pendapat, saran, kritik dan curhat Anda di kolom komentar.

Komentar

Postingan Populer